Oleh: Sudhamek AWS*
Memasuki era knowledge-based economy, korporasi harus mampu menjadi learning organization yang melahirkan para knowledge worker, yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Garudafood Group telah menerapkan model knowledge management untuk melahirkan para knowledge worker yang mendukung terwujudnya sustainable enterprise, melalui kreativitas dan inovasi yang dihasilkan.
Setelah revolusi teknologi informasi, masalah utama abad ini adalah bagaimana memanfaatkan informasi dan data menjadi knowledge yang melahirkan informasi. Kemampuan knowledge management sangat penting namun belum banyak disentuh dan dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis di Indonesia.
Garudafood telah mengembangkan kultur yang membiasakan setiap orang semakin kritis dalam menganalisis fakta dan data sehingga menjadi knowledge yang akan melahirkan kreativitas dan inovasi yang mampu memberikan value added bagi perusahaan. Kultur ini pada akhirnya akan mendukung terwujudnya sustainable enterprise.
Dalam struktur business model kami fondasinya ada pada knowledge worker. Kami melihat knowledge management (KM) merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sebuah perusahaan yang ingin memenangkan persaingan. Kami terus mengembangkan kemampuan analytical ability, membiasakan setiap orang cermat menganalisis data dan informasi, sehingga mendalami bidang pekerjaannya dan mampu memberikan penilaian yang kritis. Dalam setiap rapat, kami terbiasa dengan format ringkas yang berbicara data. Di Garudafood dikenal format seven sheets. Melalui kemampuan analisis yang tajam, masalah yang kompleks harus dapat dipresentasikan dalam format maksimal tujuh slide saja.
Pada akhirnya, kemampuan knowledge management (KM) ini harus bisa membuat setiap bagian mampu mengembangkan sendiri model of excellence di bagiannya masing-masing. Ini bagian dari functional management system. Kami meyakini, pada hakikatnya esensi bisnis itu sudah bukan lagi persaingan antara barang dan jasa melainkan sudah menjadi persaingan kompetensi. Bisnis sudah harus dapat dilihat dengan pengertian ini. Di Garudafood pengertian ini sudah diterima tanpa keraguan, bahkan telah menjadi keyakinan. Kami meyakini bahwa sebuah perusahaan untuk memenangkan persaingan perlu mengembangkan aspek kompetensinya. Karyawan Garudafood terus mengalami proses pengembangan kompetensi, baik dari skill, knowledge, hingga understanding dan attitude-nya. Oleh karena itu, muncul ungkapan bahwa bekerja di Garudafood itu “belajar yang dibayar”.
Kultur yang Meningkatkan Value Added Perusahaan
Proses pengembangan kompetensi dimulai dari menggali core compentence dengan menilai generic competency, hingga masing-masing karyawan mendapatkan grade-nya. Tahap selanjutnya, karyawan akan dibekali dengan specific competency yang sesuai spesifikasi pekerjaannya. Ini adalah bagian dari learning model kami. Tidak hanya berhenti sampai di situ, kami bahkan mengembangkan tingkat kompetensi hingga mencapai wisdom dan intuition, supaya mereka semakin peka dan terlatih melakukan penilaian-penilaian yang tepat. Kemampuan ini kami yakini akan mendukung proses kreatif dan inovasi yang pada akhirnya meningkatkan value added bagi perusahaan. Jika proses ini dilakukan terus menerus akan menghasilkan sustainable enterprise.
Kami juga menerapkan project management untuk memberikan kesempatan kepada setiap karyawan bisa belajar di tempat lain atau di bidang-bidang lain melalui beberapa proyek tertentu. Mereka akan belajar bidang-bidang lain sesuai proyek yang sedang dikerjakan. Ini semua merupakan bagian dari cara kami menjalankan KM. Dengan cara ini setiap orang di Garudafood disiapkan untuk menjadi generalis, sehingga pada waktu perusahaan berkembang mereka siap mengisi berbagai kemungkinan posisi yang ada. Selain memberikan peluang career path yang lebih luas, cara ini juga akan membiasakan para karyawan bekerja sama dengan kolega-kolega yang lain dan membuat perusahaan tidak bergantung pada satu orang tertentu. Di Garudafood hampir tidak ada seorang pun yang hanya memegang satu jabatan.
Pengembangan multi-kompetensi ini manfaatnya sangat strategis. Ketika kami merencanakan bisnis baru, kami dapat langsung memilih beberapa calon project manager yang akan menjalankan rencana tersebut. Dengan cara ini kami juga dapat melakukan internal promotion. Merekrut dari luar sering kali memerlukan proses lagi untuk penyesuaian dengan kultur perusahaan. Organisasi kami relatif bertumbuh cukup cepat sehingga kami sering kekurangan orang. Jika kami tidak siasati dengan cara ini maka kami akan sulit mendapatkan orang yang siap untuk menjalankan pengembangan yang kami lakukan. Meskipun demikian kami masih merekrut dari luar karena sumber daya manusia yang ada tidak mencukupi.
Bersama 16.000 karyawan yang tergabung dalam sembilan anak perusahaan, saat ini Garudafood terus mengembangkan langkah-langkah ekspansif di industri makanan dan minuman. Para karyawan yang diarahkan untuk menjadi knowledge worker telah berhasil melahirkan beberapa produk inovatif yang beberapa di antaranya menjadi best brand. Melalui berbagai kompetensi yang dikembangkan, Garudafood menargetkan untuk menjadi the big five di bisnis makanan dan minuman nasional.
Pembahasan oleh saya:
Pandangan Garudafood terhadap KM:
KM adalah suatu hal yang sangat penting di era sekarang ini untuk membantu perusahaan memenangkan persaingan.
Knowledge management yang dilakukan oleh Garudafood:
- Mengembangkan kemampuan setiap karyawannya (kemampuan menganalisis data dan informasi, sehingga mendalami bidang pekerjaannya dan mampu memberikan penilaian yang kritis, yang pada akhirnya mampu mengembangkan sendiri model of excellence di bagiannya masing-masing), seperti: pengembangan kompetensi, baik dari skill, knowledge, hingga understanding dan attitude-nya.
- Garudafood juga menerapkan project management untuk memberikan kesempatan kepada setiap karyawan bisa belajar di tempat lain atau di bidang-bidang lain melalui beberapa proyek tertentu.